Pemkab Maros Alokasikan Rp20 Miliar untuk Rehabilitasi dan Pembangunan 44 Sekolah di 2025

by
Pemerintah Kabupaten Maros mengalokasikan anggaran sebesar Rp 20 miliar untuk program rehabilitasi dan pembangunan sekolah di tahun 2025.

HARSYANEWS.ID, MAROS – Pemerintah Kabupaten Maros mengalokasikan anggaran sebesar Rp 20 miliar untuk program rehabilitasi dan pembangunan sekolah di tahun 2025.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maros, Zainuddin menyebut sebanyak 17 sekolah akan direhabilitasi, sedangkan 27 sekolah lainnya akan mendapatkan pembangunan atau penambahan ruang kelas baru.

“Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemenuhan sarana belajar mengajar yang aman dan layak,” katanya, Jumat, 18 Juli 2025.

Sekolah-sekolah yang menjadi prioritas program rehabilitasi dipilih berdasarkan tingkat kerusakan pada bangunan serta kerawanan yang dapat membahayakan keselamatan siswa dan guru.

“Pemeringkatan atau prioritas rehabilitasi ditentukan berdasarkan tingkat kerusakan atau tingkat kerawanan bagi siswa dan guru. Kami ingin memastikan kegiatan belajar mengajar berjalan lancar tanpa risiko keselamatan,” jelasnya.

Sementara itu, pembangunan ruang kelas baru difokuskan pada sekolah yang mengalami kekurangan ruang belajar.

“Pembangunan dilakukan berdasarkan kebutuhan jumlah kelas. Semakin kurang jumlah kelas dibandingkan dengan jumlah siswa yang ada, semakin membutuhkan tambahan ruang kelas,” tambahnya.

Pihaknya juga memastikan pemerataan program dilakukan di semua jenjang pendidikan.

Baik Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) mendapatkan porsi rehabilitasi yang relatif seimbang.

“Antara SD dan SMP itu relatif berimbang, supaya tidak ada kesenjangan sarana pendidikan,” ujarnya.

Bupati Maros, Chaidir Syam, mengatakn tahun ini alokasi anggaran terbesar salah satunya adalah Dinas Pendidikan.

“Untuk pendidikan anggarannya mencapai Rp470 miliar,“ sebutnya.

Ia mengatakan anggaran tersebut untuk , pengadaan seragam gratis untuk siswa SD dan SMP, serta pengadaan sarana penunjang untuk guru mengajar.

“Anggaran tersebut juga mencakup tambahan insentif bagi guru yang mengabdi di wilayah pelosok,” tuturnya.